Mungkin kamu pernah dengar pepatah yang bilang ‘Musik punya
pesona untuk menenangkan binatang buas’. Dan sampai sekarang banyak orang yang
kemudian memakai musik dengan alat terapi penyembuhan. Bahkan penelitian medis pun sudah membuktikan kalau musik punya kekuatan untuk menyembuhkan penyakit.
Salah satu penyakit yang bisa disembuhkan lewat terapi musik
adalah stroke. James Rodriguez adalah salah satu saksi yang mengaku pulih total dari stroke setelah menjalani terapi musik.
James mengaku memutar musik-musik hymne rohani seperti Amazing
Grace dan lagu klasik lain selama pemulihannya sampai suatu hari dia kembali mendapatkan tubuhnya seperti semula.
Cara kerja terapi musik
Kita sebenarnya memakai lebih banyak otak saat menyanyikan frasa
yang sama saat kita mengucapkannya. Saat bernyanyi kita juga bisa mengalami ritme,
melodi dan emosi. Dan hal inilah yang akan mengalirkan energi ke bagian-bagian tubuh yang tidak lagi berfungsi.
Seorang terapis musik Tracy Bowdish mengatakan, “Kami bisa
mengaktifkan lebih banyak area otak dan mengubah rute dan membuat jaringan saraf baru sehingga kami bisa menjangkau area yang rusak akibat stroke.”
Terapi inilah yang dijalani James setiap hari sampai dia mengalami perbedaan besar dalam hidupnya. Berkat musik hymne, James yang awalnya sama sekali tak bisa berbicara pun kini sudah bisa berbicara dengan baik.
Baca Juga :
Musik dan Tawa Efektif Obati Depresi
Bukan hanya menyembuhkan penderita stroke saja loh, rupanya terapi musik juga bisa memulihkan penderita demensia (hilang ingatan).
Hal ini dialami oleh Mike Knutson yang sudah berusia 96
tahun. Seorang terapis bernama Dana Kugler yang merawat mike di panti jompo mengaku
terkejut menyaksikan perkembangan yang dialami Mike. “Kami melihat anggota yang tidak banyak bicara mulai bernyanyi,” katanya.
Sementara putrinya Barb mengatakan bahwa berkat musiklah sang ayah bisa kembali meresponi sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
Manfaat mendengarkan musik bagi penderita demensia memang
sudah diteliti oleh para peneliti dari Universitas Wisconsin, dimana musik bisa
meningkatkan kembali kualitas hidup seperti suasana hati dan memori pasien demensia secara berangsur-angsur.
Sementara supaya hasil terapi musik ini lebih maksimal, pasien
demensia harus dipastikan memilih musik yang tepat untuk didengarkan. Musiknya harus
benar-benar disukai oleh pasien itu sendiri. Karena itulah terapi ini dilakukan
secara personal kepada masing-masing pasien karena selera atau pilihan musik masing-masing tentu saja berbeda.
Dukungan keluarga juga sama pentingnya loh. Keluarga yang kerap
mengajak pasien bernyanyi bersama akan meningkatkan gairah penderita untuk menikmati dan mendengarkan lagu tersebut.
Hal inilah yang juga dilakukan Barb kepada ayahnya Mike dan mengaku
kagum dengan perkembangan kesehatan yang dialami ayahnya. “Kami merasa seolah-olah
kami sudah diberkati dengan pengalaman baru ini bersama ayah. Kami bisa terhubung
dengan cara yang benar-benar berbeda, dengan cara yang sangat murni,” terang Barb.
Apa yang terjadi saat mendengar musik?
Para ilmuwan menemukan bahwa mendengarkan musik yang kita
sukai memicu zat kimia dopamin neurologis, yang mengaktifkan kerja otak pusat.
Jadi, selain bisa menyembuhkan stroke dan demensia terapi musik
kemungkinan bisa saja menyembuhkan penyakit lainnya. Hal ini bisa terjadi karena
musik bekerja untuk menyembuhkan dan menenangkan pikiran dan perasaan penderita
yang kemudian akan mengirimkan pesan positif kepada otak. Sehingga saat otak berpikir
positif, maka seluruh organ tubuh akan menerima pesan yang sama dan membuat penderita
merasa lebih tenang dan bersemangat.